Juyo Express Ramen, Jln. Ringin Raya, Mancasan, Condong Catur

Capture Your Moments to Get Benefit

Selfie Wefie Suka Suka dan Dapatkan Diskon Menarik atau Free Keishoku.. Dont Miss It #Rameniacs

Our New Concept

Irasshaimase, Pesan Langsung dan Bayar Pesanan #Rameniacs..Tunggu Sejenak dan Ambil Orderan Kalian

JuyoRamen

Special Homemade Naruto Curry Ramen

Menu Spesial Racikan ala JuyoExpressRamen dengan Cita Rasa Gurih, Sedikit Pedas dan Memberi semangat.. Ganbatte!!!

JuyoRamen

Kedai Ramen Pertama di Jogja yang Buka 24 jam

Buka 24 Jam Free Wifi Hotspot Games Board dan Comics Spot Siap Memanjakan Kalian Para Komunitas

JuyoRamen

Our Outlet

Our Outlets : #1 Jl. Kaliurang Km. 10,3 Yogyakarta #2 Jl. Singosari Raya 36B Semarang #3 Jl. Ringin Raya No. 12B, Mancasan, Condong Catur (FE UII Ke Utara, Depan Swalayan Gading Mas 2) (Open 24 Hours/Day 7 Days/Week, Free Wifi, Games board, Comics Spot and TV Cable) #4 Jl. D.I. Pandjaitan No. 4 Soklat Subang Jawa Barat 41214

Tuesday, 1 July 2014

Sejarah Ramen

Ramen (拉麺;ラーメン?) adalah masakan mi kuah Jepang yang berasal dari cina. Orang Jepang juga menyebut ramen sebagai chuka soba (中華そば soba dari Tiongkok?) atau shina soba (支那そば?) karena soba atau o-soba dalam bahasa Jepang sering juga berarti mi.



Sejarah
Menurut catatan sejarah Tokugawa Mitsukuni (Mito Komon) sering disebut sebagai orang Jepang yang pertama kali makan ramen. Masakan mi kuah ala Cina pertama kali dihidangkan untuk Tokugawa Mitsukuni. Pembuatnya adalah seorang ilmuwan Konghucu dalam pengasingan dari Dinasti Ming yang diundang untuk datang ke Domain Mito.

Ramen diperkirakan mulai dinikmati rakyat banyak pada zaman dahulu. Pada waktu itu, ramen sudah masuk ke dalam menu berbagai rumah makan di kawasan permukiman keturunan Tionghoa di Kobe dan Yokohama. Setelah itu, pada zaman Taisho, penjual mi di Hokkaido sudah menjual ramen seperti ramen yang dikenal orang sekarang ini.

Di Jepang, mi kuah umumnya terdiri dari dua aliran:

Mi kuah dalam menu rumah makan yang dikelola imigran dari Tiongkok, misalnya mi kuah dengan tauge, mi kuah tanpa lauk (tanmen), mi pangsit kuah, atau mi ala Kanton. Ramen dengan rasa miso atau rasa shio juga dicantumkan dalam menu.

Mi kuah oleh pedagang kaki lima di waktu malam yang kemudian membuka rumah makan ramen. Pedagang kaki lima yang berkeliling menjajakan ramen dengan gerobak dorong sudah ada di Jepang sejak zaman Edo. Penjual ramen berkeliling memakai gerobak sambil meniup terompet charamela. Lagu yang dibunyikan adalah nada "sol la si - sol la - sol la si la sol la -". Oleh karena itu, penjual ramen keliling dalam bahasa Jepang sering disebut charamela. Pedagang keliling zaman sekarang sudah menggunakan pemutar rekaman sebagai pengganti charamela. Selain itu, pedagang ramen sering menggunakan mobil dan membawa kursi untuk berdagang di tempat ramai.

Setiap daerah atau kota di Jepang biasanya memiliki masakan ramen khas yang dipakai sebagai daya tarik pariwisata. Tradisi ramen lokal berasal dari usaha membangkitkan perekonomian daerah pada tahun 1980-an. Salah satu di antaranya dengan mempromosikan keunikan ramen khas masing-masing daerah di Jepang. Promosi juga dilakukan lewat artikel di berbagai majalah. Salah satu promosi yang dianggap paling berhasil adalah promosi sapporo ramen. Wisatawan dalam negeri beramai-ramai mengunjungi Hokkaido untuk makan sapporo ramen. Keunikan ramen khas daerah memiliki nilai komersial yang tinggi. Di Jepang terdapat banyak sekali buku-buku laris mengenai ramen. Biro perjalanan juga menawarkan paket wisata untuk berkeliling menikmati ramen dari penjual ramen terkenal.



Sumber : Ramen